Masih ada waktu sekitar setengah jam sebelum prosesi dilangsungkan, kami kemudian berjalan ke arah alun-alun. Kebetulan ada tempat duduk disana, jadi bisa duduk sambil melepas lelah setelah hari itu berjalan lumayan jauh. Kadangkala kami berdiri untuk memotret.
Cuaca saat itu sudah jauh lebih baik daripada pagi tadi ketika kami tiba di alun-alun. Yang jelas sudah tidak hujan walaupun masih dingin. Dibandingkan dengan tadi pagi, suasana alun-alun jauh lebih meriah. Banyak orang, baik turis maupun orang lokal, berdatangan di sana. Kami melihat beberapa anak muda main segway (lihat gambar bawah). Kayaknya enak juga bisa main segway sambil menikmati kota Prague yang indah, cuma mungkin dibutuhkan keseimbangan yang baik. Asalkan tidak mengganggu pengguna jalan lainnya, segway mungkin salah satu alternatif transportasi untuk menikmati Prague.
Kalau tidak punya segway tidak masalah karena Prague juga menyediakan jasa segway tour. Mereka memberika training menaiki segway bila kita belum bisa mengoperasikannya. Ada berbagai perusahaan yang menyediakan jasa tersebut dan kita bisa memilih paket yang kita inginkan. Misalnya paket 30 menit melewati rute: old town square, Jewish quarters, rudolfinum dan old town. Kalau pengin lebih lama, bisa juga ambil paket yang sejam, 90 menit atau 2 jam. Aku sendiri ngga tertarik maen segway, jadi aku ngga ambil paket ini.
Walaupun sudah makan siang, aku pengin nyemil. Akhirnya aku belitrdelnik di salah satu kios tersebut. Dua hari sebelumnya, kami sudah makan trdelnik di bawah jembatan Charles. Rasanya enak, jadi hari itu aku pengin makan trdelnik lagi. Aku kemudian menuju kios penjual trdelnik.
Ada dua pameran yang sedang dilangsungkan disana yaitu karya Alfons Mucha dan karya Salvador Dali. Aku belum pernah melihat karya Alfons Mucha (seorang pelukis dari Czech). Yang pernah aku lihat adalah poster reklame toko porcelain yang menampilkan karya Alfons Mucha ketika kami melakukan survey lokasi pada hari pertama lalu. Karyanya memang sangat khas dan klasik. Karya Afons Mucha juga dipajang di stained glass window nya St. Vitus Cathedral - Prague Castle. Silahkan lihat di wikipedia disini bila ingin melihat beberapa karya Alfons Mucha.
Aku pernah melihat karya Salvador Dali ketika ada pameran di museum Boijmans - Rotterdam. Pelukis beraliran surealisme asal Catalonia-Spain ini menghasilkan karya-karya yang menurutku unik dan nyentrik. Mungkin karena orangnya eksentrik ya. Bila ingin melihat karya-karya Dali, silahkan di-google ya. Aku biasanya kurang suka lukisan-lukisan modern, tapi aku suka melihat karya-karya Dali yang unik (mungkin malah bisa dikatakan aneh).
Just wondering, mengapa kedua lukisan yang beraliran berbeda ini disandingkan dalam satu pameran. Yang satunya klasik dan yang lainnya nyentrik. Mungkin dengan begitu, orang bisa menghargai kelebihan (dan kekurangan?) karya-karya mereka.
Mataku kemudian melihat berkeliling lagi. Rasanya tidak puas-puasnya menikmati suasana alun-alun yang indah dan meriah ini. Kebetulan aku membuat video di sini:
Parks dan alun-alun di Eropa biasanya dikunjungi oleh merpati karena banyak orang yang bersedia untuk membagi ruti untuk mereka:
Sekitar pukul 14:50 kami menuju astronomical clock. Ternyata disana sudah banyak orang berkumpul. Alhamdulillah aku masih bisa dapat PW (Posisi Wuenak) untuk menonton. Maklum kecil mungil (baca: pendek. he..he..he..), jadi bisa nyelip dan berada di deretan depan. Leo berada dibelakang karena dia tinggi. Sebenernya mau berdiri di depan atau belakang ngga masalah, wong pertunjukannya di atas, jadi pasti bisa melihat.
Prague astronomical clock adalah astronomical clock abad pertengahan yang dipasang tahun 1410. Astronomical clock ini merupakah astronomical clock nomer 3 tertua di dunia dan astronomical clock tertua yang masih berfungsi.
Arloji ini dipasang dipasang di dinding bagian selatan kelurahan...eh balai kota Prague. Clock ini terdiri dari 3 komponen yaitu:
(1) the astronomical dial yang menggambarkan posisi matahari dan bulan di langit dan menampilkan juga berbagai astronomical details.
(2) "The walk of the Apostles", yang terdiri dari sosok 12 rasul dan patung-patung lain yang bergerak ketika prosesi dimulai. Ada juga sosok kematian (yang dilambangkan dengan sebuah kerangka).
(3) Calendar dial yang menggambarkan bulan dan zodiak. Komponen ini dilukis oleh Josef Manes yang sudah aku singgung pada Part 12 lalu.
Ketiga komponen tersebut bisa dilihat pada gambar di bawah ini (klik pada gambar bila ingin melihat gambar lebih jelas):
Keterangan gambar dari kiri ke kanan (aku ambil dari wikipedia): (1) astronomical dial, (2) calendar dial, (3) Patung-patung yang terdiri dari (a) apostles (rasul-rasul yang jumlahnya 12 orang) yang letaknya di balik jendela di atas astronomical dial, (b) patung Vanity (kesombongan/keangkuhan) yang membawa kaca dan ini melambangkan sosok yang mengagumi dirinya. Disebelahnya ada patung Miser (si kikir) yang membawa sekantong emas dan melambangkan keserakahan atau riba (c) patung death (dilambangkan dengan skeleton) dan patung Turk yang menggambarkan orang yang suka bersenang-senang (mungkin maksudnya juga berfoya-foya). Terus terang, aku tidak tahu kenapa turk melambangkan pleasure dan entertainment karena setahuku arti Turk selain diterjemahkan sebagai orang Turki, turk juga diartikan sebagai violent, brutal, domineering person atau intinya orang yang keji. Tapi patung turk di situ memang membawa alat musik bukan membawa cambuk atau pedang.
Patung apostles (rasul-rasul) ini menggambarkan rasul-rasul dalam agama Kristen yang jumlahnya 12 orang. Letaknya di balik jendela, dan pada tiap prosesi, begitu jendela dibuka, patung-patung ini akan berputar, sehingga keduabelas patung rasul akan terlihat di jendela.
Tiap jam si kerangka (yang melambangkan the death) akan membunyikan lonceng atau bel. Begitu the death membunyikan bel, ketiga patung lainnya (vanity, miser dan turk) akan menggelengkan kepalanya tanda mereka tidak siap untuk pergi (maksudnya tidak siap untuk mati). Kalau dipikir, ini kan terjadi pada dunia nyata ya. Orang angkuh, orang pelit, dan orang yang demennya cuma berfoya-foya tidak siap untuk mati.
Menurut legenda, kalau astronomical clock ini tidak dipelihara dengan baik, maka kota Prague akan mengalami penderitaan dan berada dalam keadaan bahaya. Berdasarkan legenda, satu-satunya harapan adalah dengan lahirnya seorang bayi laki-laki pada malam tahun baru. Mungkin karena legenda itu, Prague betul-betul berusaha untuk memelihara astronomical clock tersebut sehingga sampai lebih dari 600 tahun clock ini masih tetap berfungsi dengan baik. Namun demikian, astronomical clock ini pada PD II sempat rusak karena ditembak oleh Nazi. Setelah selesai perang, astronomical clock direnovasi sehingga berfungsi lagi. Untungnya calendar dial yang dipasang disana adalah copy dari lukisan Jan Manes. Jadi yang asli malah selamat.
Penjelasan lebih lanjut tentang Parague astronomical clock bisa dibaca di internet. Misalnya disini dan disini karena aku juga mengambil informasi dari kedua sites tersebut.
Pada waktu itu aku memang membuat video prosesi tapi rusak. Tapi intinya adalah prosesi dimulai dengan terbukanya jendela yang letaknya di bagian atas astronomical dial dan kemudian diikuti dengan berputarnya 12 patung rasul. Bersamaan dengan itu ada 4 patung lain (termasuk kerangka) yang juga ikut bergerak. Setelah itu ada bunyi dentang jam dan kemudian diakhiri dengan bunyi terompet dari atas tower.
Ada banyak video di internet yang memperlihatkan prosesi ini. Salah satunya adalah yang dibuat oleh www.sightseeing-prague.com.
Setelah selesai nonton performance tersebut, kami kemudian pulang. Sebelum betul-betul meninggalkan alun-alun, kami membuat beberapa poto kenang-kenangan. Klik pada gambar untuk melihat poto lebih jelas. Sedih juga rasanya meninggalkan tempat indah ini. Penuh kenangan walaupun diterpa hujan dan angin:
Malam harinya kami keluar. Apa yang kami lakukan? Yang jelas bagi kami sangat menarik. Ikutilah part 17 selanjutnya.