Yang menarik bagiku adalah ada sebuah patung yang dikerumuni oleh banyak orang. Mereka meraba lempengan yang letaknya di bawah patung tersebut.
Ini patung yang aku maksudkan:
Di bawah patung ada dua buah lempengan yang menempel pada sebuah beton. Mungkin lempengan ini terbuat dari tembaga. Ada gambar timbul pada kedua lempengan tersebut. Banyak orang yang menyentuh gambar timbul tersebut. Mungkin saking seringnya digosok turis, gambarnya sampai kempling....eh...shinny. Aku menjadi penasaran melihat banyak orang meraba lempengan tersebut. Apakah ada sesuatu yang mesterius di situ?? Apakah ada legenda dibalik itu semua?
Leo tidak tertarik dengan hal-hal yang berbau mistis, jadi dia meneruskan perjalanan. Dia bilang, mungkin tidak seorangpun tahu mengapa mereka menyentuh lempengan tersebut. Begitu ada satu orang memulai, maka yang lainnya ikutan.
Aku bilang kalau aku pengin tahu kenapa banyak orang menyentuh barang tersebut. Aku balik ke kerumunan orang-orang tersebut. Leo terpaksa menungguku. Resiko punya bini kayak aku. he..he..he..
Inilah kedua lempengan yang sudah disentuh oleh jutaan orang:
“Why did you touch those stuffs? And.....Why does everybody also touch them?”
Dia malah tertawa:
“To be honest I have no idea…..ha…ha…ha…”
Aku juga tertawa tapi pengin juga ikutan menyentuh. Siapa tahu kalau ikutan meraba gambar ini terus bisa dapat lotre jutaan Euro. ha…ha…ha… Lha wong beli lotre aja ngga pernah, gimana bisa menang? hi…hi…hi…
Tidak jauh dari patung tersebut, ada juga lempengan yang juga terlihat shinny. Kebetulan di tempat ini tidak banyak orang menyentuh. Aku pikir kenapa ngga sekalian aku sentuh juga. Siapa tahu jutaan Euro bisa di tangan. ha..ha..ha.. (ketawa guling-guling).
Setelah selesai ritual “sentuh menyentuh” ini aku kembali mendekati Leo. Aku ceritakan pengalamanku. Leo langsung bilang:
“I told you. Nobody knows why he or she does it. Once someone begins to touch it, then everybody follows what he or she does…..”
He…he…he… bener juga. Kami kemudian meninggalkan Charles Bridge menuju ke Old Town.
Ketika tiba di Belanda, aku mencari info di internet tentang patung ini. Banyak info yang menjelaskan keberadaan patung ini misalnya disini, disini, disini dan disini. Ternyata patung tersebut adalah patung St. John of Nepomuk. Dari berbagai informasi yang aku peroleh di internet, St. John of Nepomuk adalah seorang Catholic Priest yang diperkirakan hidup pada 1345 – 1393. Dia dibunuh dan dibuang ke sungai Vlatava atas perintah Raja Wencelas IV karena sang priest tidak mau memberi tahu rahasia pengakuan dosa yang disampaikan oleh sang ratu kepada priest. Seperti diketahui dalam agama Katolik memang ada kegiatan confession oleh umat yang disampaikan kepada priest. Confession ini dianggap rahasia dan priest tidak boleh menyebarkannya.
Menurut legenda Raja Wencelas IV curiga kalau sang ratu memiliki seorang lover atau selingkuhan. Sang raja meminta St. John of Nepomuk untuk memberitahu rahasia pengakuan dosa sang ratu tapi blio menolak. Penolakan ini menyebabkan kematian sang priest. Namun ada juga informasi yang menyatakan bahwa kasus confession tentang perselingkuhan ini bukan penyebab terbunuhnya sang priest. Bagaimana sebetulnya cerita sebenarnya? Mungkin nobody knows kecuali Tuhan dan pembunuhnya.
Aku membuat poto kedua lempengan tersebut secara terpisah. Gambar di bawah ini adalah lempengan di sebelah kanan:
Gambar satunya lagi (yang letaknya di sebelah kiri) adalah gambar seorang serdadu yang sedang memegang kepala seekor anjing:
Aku tidak tahu kenapa orang menggosok gambar anjing. Apakah karena si anjing tersebut dianggap cute atau memang ada makna tersendiri?
Tidak jauh dari patung tersebut ada lagi lempengan ini:
Pada lempengan tersebut juga terlihat ada lima bintang yang berada di atas kepala St. John of Napomuk. Dengan menyentuh kelima bintang tersebut sambil make a wish, maka konon kabarnya your wish comes true. Cara menyentuhnya adalah dengan menggunakan 5 ujung jari: 1 ujung jari untuk satu bintang. Selain bintang, juga disarankan untuk menyentuh salib yang berada di atas tubuh St. John. Apakah betul cita-cita dan keinginan tersebut akan terwujud setelah melakukan ritual ini? Lha ya silahkan dibuktikan sendiri……aku yakin banyak orang melakukan ini just for fun, tidak betul-betul percaya.
Kami kemudian meneruskan perjalanan. Di Charles Bridge kami melihat beberapa pembuat sketsa menjual jasanya kepada pada pengunjung. Untuk memperlihatkan kebolehannya dalam membuat sketsa, para pedagang ini memamerkan sketsa-sketsa bintang pilem dan penyanyi kelas dunia. Untuk menggambar sketsa tersebut, mungkin mereka mencontoh potret yang sudah ada. Sampai saat ini aku masih belum bisa membayangkan seorang George Clooney nongkrong di atas Charles Bridge kehujanan dan diterjang angin paling ngga selama seperempat jam untuk sekedar disketsa. Kalaupun George Clooney melakukan hal tersebut, bisa dibayangkan banyaknya orang yang pengin berpoto bersama dan minta tanda tangannya. Bisa-bisa Charles Bridge macet oleh lautan manusia.
Gambaran di bawah ini memperlihatkan kumpulan sketsa para bintang pilem. Kadangkala sketsa dibuat dalam bentuk karikatur yang mengundang senyum. Di bawah ini bisa dilihat gambar Whoopi Goldberg, the Beatles, Angelina Jolie, Nicole Kidman dan lain-lain:
Di bawah ini adalah gambar berbagai bintang pilem lainnya, misalnya Pamela Anderson, George Clooney, Hugh Laurie,Macaulay Culkin dan lain-lain:
Masa pemerintahannya dikenang sebagai the Golden Age of Bohemia. Pada masa itu, the Golden Bull of 1356 yang mengatur tentang pemilihan King of the Romans dikeluarkan. Dekrit ini dikeluarkan sebagai pengganti sistem yang sudah ada untuk menghindari politisi yang iri dan ambisius. The Golden Bull of 1356 masuk dalam UNESCO's Memory of the World Register.
King Charles IV dianggap sebagai patroon of culture and arts. Dalam hal bahasa, King Charles menguasai 5 bahasa: Latin, Czech, Jerman, Perancis, dan Itali. Banyak monumen dan institusi yang didirikan pada masa pemerintahan Raja Charles IV ini. Misalnya: Charles University, Charles Bridge, Charles Square, sebagian Cathedral St. Vitus dan lain-lain. Charles IV juga dikenal sebagai bapak bangsa (father of the country) oleh penduduk Czech.
Sebelum meneruskan perjalanan menuju alun-alun, aku masih sempat berpotret di sekitar tempat tersebut:
Dalam gambar di atas, terlihat turis-turis yang sedang berjalan di belakangku. Jauh di sana, terlihat Prague Castle. Ketika melihat potret di atas, terus terang aku merasa sedih juga karena harus meninggalkan Charles Bridge yang penuh kenangan.
Kami kemudian berjalan mengikuti intiusi, yang penting sampai di alun-alun. Waktu itu kami memang sengaja tidak melewati jalan yang kami lewati sebelumnya. Kalau kesasar kan tinggal naik angkot. he..he..he.. Selama peta angkot ada di tangan, ngga masalah. Kami tidak membuat banyak potret, tapi paling tidak kami dalam perjalanan tersebut kami sempat membuat potret ini: