Read more...
Dalam bagian ini, aku mendokumentasikan kisah perjalanan ke berbagai negara Eropah. Kadang berupa city trips di tempat-tempat bersejarah dengan gedung-gedung kuno berusia ratusan tahun, kadang mengunjungi pegunungan Alpen yang mengagumkan, atau kadang sekedar megitari pedesaan kecil yang sepi tapi cantik.
Gambar yang aku pasang adalah Kinderdijk, salah satu UNESCO World heritage sites. Letaknya tidak begitu jauh dari desa kami. Jaraknya sekitar 25 km (30 minute drive), tapi kalau naik sepeda ada jalan pintas (7 kilometer). Kadang kami ngepit berdua ketika summer.
Seperti sudah disebutkan pada Part 2 sebelumnya, hari itu kami merencanakan untuk pergi keGrand Canal atau Canal Grande. Setelah beristirahat dan minum teh anget, kami kemudian berjalan ke halte bis yang letaknya di seberang hotel. Halte tersebut dilewati oleh 2 bis yaitu bis nomer 19 dan bis nomer 15. Karena hujan, Leo bilang apapun bis yang lewat langsung kita naiki daripada nunggu bus selanjutnya dalam keadaan hujan. Aku sih OK saja. Read more... Akhirnya hari H pun datang juga. Sehari sebelumnya kami memperoleh sms dari Transavia yang mengabarkan akan ada staking (aksi mogok) di bandara Marco Polo, sehingga penerbangan dimajukan setengah jam yaitu dari jam 07:20 menjadi jam 06:50. Ini artinya kami harus berangkat dari rumah pagi banget. Read More... Seperti biasa Leo sebenarnya tidak terlalu tertarik untuk melakukan city trip, tetapi setelah dibujuk dia setuju untuk melakukannya di kota-kota tertentu, misalnya ke Lissabon. Mulailah aku berburu tiket Transavia ke Lissabon. Untuk mencari tiket tersebut, aku harus mengingat permintaan Leo yaitu pergi waktu weekend atau pas feestdagen karena dia sedang banyak pekerjaan di kantor. Read more.... |
Categories
All
Archives
July 2017
AuthorSri Rusminingtyas menuliskan catatan perjalana ini sebagai kenangan dan proses pembelajaran untuk diriku. Semoga bermanfaat. |