Seperti sudah dituliskan pada Part 3 sebelumnya, kami akhirnya balik lagi ke Campalto dan dari sana kami naik bus Line 19 menuju Piazzale Roma. Seperti juga rute bus Line 15, rute bus Line 19 juga melewati showroom Ducati dan supermarket Lidl. Tapi begitu tiba di rotonde (roundabout atau bundaran), kedua bis ini memiliki rute yang berbeda. Read more...
Seperti sudah disebutkan pada Part 2 sebelumnya, hari itu kami merencanakan untuk pergi keGrand Canal atau Canal Grande. Setelah beristirahat dan minum teh anget, kami kemudian berjalan ke halte bis yang letaknya di seberang hotel. Halte tersebut dilewati oleh 2 bis yaitu bis nomer 19 dan bis nomer 15. Karena hujan, Leo bilang apapun bis yang lewat langsung kita naiki daripada nunggu bus selanjutnya dalam keadaan hujan. Aku sih OK saja. Read more... Akhirnya hari H pun datang juga. Sehari sebelumnya kami memperoleh sms dari Transavia yang mengabarkan akan ada staking (aksi mogok) di bandara Marco Polo, sehingga penerbangan dimajukan setengah jam yaitu dari jam 07:20 menjadi jam 06:50. Ini artinya kami harus berangkat dari rumah pagi banget. Read More... Seperti biasa Leo sebenarnya tidak terlalu tertarik untuk melakukan city trip, tetapi setelah dibujuk dia setuju untuk melakukannya di kota-kota tertentu, misalnya ke Lissabon. Mulailah aku berburu tiket Transavia ke Lissabon. Untuk mencari tiket tersebut, aku harus mengingat permintaan Leo yaitu pergi waktu weekend atau pas feestdagen karena dia sedang banyak pekerjaan di kantor. Read more.... |
Categories
All
Archives
July 2017
AuthorSri Rusminingtyas menuliskan catatan perjalana ini sebagai kenangan dan proses pembelajaran untuk diriku. Semoga bermanfaat. |